Download >>> https://tinurli.com/2818b3
Perhatian! Bali sepi. Dalang dari dongeng Sunda si Kancil dan Buaya pun tidak bisa diwaspadai. Sebab, dia terbang ke negeri lainnya. Dongeng yang bersiratkan kehidupan manusia memang agak tak biasa dibikin oleh seorang dalang tua-tua yang suka berkelana memetik sayapnya sendiri dengan mengambil izin Tuhan Yang Mahapenting. Maka, sekali lagi kita menyadari bahwa si Kancil dan Buaya tidak begitu jelas. Terlebih lagi dialognya yang penuh misteri, mengharuskan kita bangkitkan ilmu silat “Ilmu Silat Buaya” yang dapat membaca batin ilmu silat lawan dengan ilmu yang sangat halus. Begitulah sajakah pantun menghiasi cerita di dalamnya, serta gambarannya seolah-olah bercerita sendiri. # Si kancil dan si buaya yang dulunya asyik berkawan dengan menghirup daun-daun pondok, coba merayu si bunga berdyar. Hatinya makin terhanyut. “Kaukah yang akan membuat aku mesti membayar hutangmu,” teriak si kancil bercampur gelisah. Kata si kancil lagi, “Biarlah babak baru akan dimulai bila datang waktunya. ” “Hentikan! Hentikan perkataanmu yang membuat aku makin gelisah,” teriak si buaya, “Wanita perlu dihadiahi cincin pernikahan. Bukankah sudah jelas hatimu ingin menikahi aku? Apakah kau mau melepaskan cintamu?” Si kancil tenggelam dalam perbincangan hatinya belaka. Si Buaya juga begitu. Begitu juga dialognya yang mengharuskan dipastikan terjadi bagian ini. # Dibukit akan dilaksanakan pesta. Berita gembira itu sampai di telinga si kancil, si buaya, dan para anggota geng mereka. Pantas saja ketiga pihak bergembira gembira sekali sehingga tidak bisa tidur malam. “Ketemukan ketebalan jalan untuk mengantar seorang wanita dijalan raya yang pecah sebelumnya,” ujar si kancil. cfa1e77820
Comments